Rabu, 02 Desember 2009

Adat Istiadat Pulau Bangka Belitung (2)

SEMBAHYANG REBUT (CHIT NGIAT PAN)



Sembahyang Rebut atau Chit Ngiat Pan adalah salah satu adat kepercayaan warga Tionghoa yang ada di Pulau Bangka Belitung. Warga Tionghoa percaya pada tanggal 15 bulan 7 menurut perhitungan tanggal Cina pintu akhirat terbuka lebar, sehingga arwah-arwah yang berada didalamnya keluar dan bergentayangan di Dunia. Di Dunia arwah-arwah ini terlantar dan tidak terawat oleh karena itu manusia (warga Tionghoa) menyiapkan ritual khusus untuk memberi bekal seperti makanan, pakaian, dan uang agar arwah-arwah ini tidak mengganggu manusia.
Ritual Sembahyang Rebut ini, tidak hanya dikunjungi oleh warga Tionghoa saja tapi ada juga warga-warga lainnya.



Ritual ini dimulai dengan pembacaan doa sambil membakar Hio oleh para pengunjung di dalam kuil (disebut Sembahyang). Selain di dalam kuil diluar kuil juga diletakan sesajian-sesajian yang diletakkan di Altar besar, dan katanya sesajian inilah yang menjadi jamuan untuk para arwah. Setelah itu ritual dilanjutkan dengan upacara Rebutan Sesajian yang ada di Altar tersebut.
Puncak dari ritual ini adalah pembakaran Patung Thai Se Ja. Patung Thai Se Ja ini dibuat dari kertas. Patung ini disimbolkan sebagai dewa akhirat yang akan membawa arwah-arwah yang gentayangan tersebut kembali ke akhirat. pada saat pembakaran Patung Thai Se Ja juga di bakar rumah-rumahan,uang-uangan, dan pakaian yang juga dibuat dari kertas. Semua barang-barang ini konon katanya digunakan para arwah pada saat perjalanan pulang kembali ke akhirat.
Pembakaran Patung Thai Se Ja menandakan bahwa arwah-arwah telah kembali ke dunianya lagi. Dan manusia dapat menjalani kehidupan di duina lagi tanpa takut diganggu arwah-arwah gentayangan tersebut.








Gambar: flicky.com/photos & arsip.pontianakpost.com





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar